NABI ILYAS AS.
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒
Syits ⇒ Anusy ⇒
Qinan ⇒
Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒
Lamak ⇒
Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒
Abir
⇒ Falij ⇒
Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒
Tarakh ⇒ Ibrahim As.
⇒ Ishaq
As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒
Azar ⇒ Qahats ⇒
Imran ⇒
Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒
Ilyas
As.
Usia: 60 tahun di bumi.
Periode sejarah: 910-850 SM.
Tempat diutus: Ba’labak
(Lebanon).
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4
kali.
Nabi ilyas a.s.
Ketika sedang berehat datanglah
malaikat kepada Nabi Ilyas A.S.
Malaikat itu datang untuk menjemput
ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas
menjadi sedih dan menangis.
“Mengapa
engkau bersedih?” tanya
malaikat maut.
“Tidak
tahulah.” Jawab Ilyas.
“Apakah
engkau bersedih kerana akan
meninggalkan dunia dan takut
menghadapi maut?”
tanya malaikat.
“Tidak. Tiada
sesuatu yang aku sesali
kecuali kerana aku menyesal tidak
boleh lagi berzikir kepada Allah,
sementara yang masih hidup boleh
terus berzikir memuji Allah,” jawab
Ilyas.
Saat itu Allah lantas menurunkan
wahyu kepada malaikat agar menunda
pencabutan nyawa itu dan memberi
kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir
sesuai dengan permintaannya. Nabi
Ilyas ingin terus hidup semata-mata
kerana ingin berzikir kepada Allah.
Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang
hidupnya.
“Biarlah dia
hidup di taman untuk
berbisik dan mengadu serta berzikir
kepada-Ku sampai akhir nanti.” Kata
Allah.
Nabi Ilyas As: Berbuka Puasa dengan Makanan Surga
Ihwal Nabi Ilyas kurang banyak diungkap, namun diyakini bahwa beliau masih
hidup di dunia bersama Nabi Khidir,
Nabi Ilyas AS adalah keturunan Nabi Harun yang Ke empat, ia di utus Allah
kepada kaum Bani Israel yang suka menyembah berhala, yang di sebut “Berhala
Ba’al.”
Sebuah riwayat menyebutkan, Nabi Ilyas Al-Nasyabi, yang mendapat panggilan
Ibnu Yasin, di yakini masih hidup di Bumi. bersama Nabi Khidir. Sedangkan Nabi
Isa dan Nabi Idris juga masih hidup di langit.
Ilyas dan Khidir saling berkumpul pada saat bulan Ramadhan di Baitulmakdis.
Keduanya mengerjakan ibadah haji di Padang Arafah dan minum air Zamzam.
Dalam suatu perjalanan bersama Rasul SAW, di suatu lembah, Anas bin Malik
mendengar seseorang berkata, “Ya Allah, jadikanlah aku salah satu dari umat
Muhammad yang di cintai, diberi ampunan, dan diterima tobatnya.” Selanjutnya
Anas berkisah…:
Kudekati lembah itu, dan ternyata ada seseorang di sana. “Siapa kamu?” dia
bertanya. “Anas bin Malik, aku pelayan Rasul,” jawabku.
“Dimana beliau?” ia bertanya lagi. “Ada di sini, beliau mendengar ucapanmu,”
jawabku.
“Temuilah beliau, dan sampaikan salamku, katakan padanya, “Saudaramu, Ilyas,
menyampaikan salam,” katanya.
Maka kuberitahukan hal itu kepada beliau, kemudian Rasulullah SAW menemui,
memeluk dan mengucapkan salam kepadanya. Setelah itu keduanya duduk dan
berbincang-bincang.
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak makan dalam setahun kecuali hanya
satu hari. Di hari ini adalah hari berbukaku, aku akan makan bersamamu.”
Maka turunlah meja makan dari langit yang di atasnya terdapat roti, ikan
laut dan daun seledri. Lalu mereka berdua makan dan juga memberiku makan, lalu
kami salat ashar. Setelah Ilyas meninggalkan Rasulullah dan aku melihat
lintasan perjalanannya di awan menuju langit.
Sebuah riwayat menyebutkan, hal itu terjadi dalam perang tabuk, ketika
Rasulullah mengutus Anas bin Malik dan Hudzaifah bin Al-Yaman menemuinya.
Keduanya mengatakan, “ternyata ia seorang yang berbadan dua atau tiga hasta
lebih tinggi dari kami.”
Ketika Rasul berkumpul dengan Ilyas, keduanya makan makanan dari surga.
Ilyas berkata, “setiap 40 hari saya baru makan.” Sedangkan di Meja makan Itu
terdapat Roti, Anggur, pisang, Kurma, dan sayur-sayuran selain bawang.
Rasulullah bertanya perihal Khidir, maka ia menjawab, “Sesungguhnya engkau
akan bertemu dengannya sebelumku, maka sampaikan salamku untuknya.”
Pengalaman Tsabit, salah seorang sahabat, menyebutkan, ketika ia sedang
salat sunah di pinggir kota Kufah bersama Mush’ab bin Zubair, tiba-tiba dari
belakang terdengar suara, “jika kamu membaca Ghafirudz Dzanbi (yang
menghapuskan dosa), ucapkanlah, “Wahai Dzat yang menghapuskan dosa, ampunilah
aku atas dosa-dosaku.”
Jika kamu membaca Qarbilut Taubati (yang menerima Taubat), ucapkan, “Wahai
Dzat yang menerima taubat, terimalah tobatku.”
Jika kamu membaca Syadiul Iqabi (yang keras hukuman-Nya), “Wahai Dzat yang
keras hukuman-Nya, janganlah Engkau menghukumku.”
Dan jika kamu membaca Dzat Tuuli (yang mempunyai karunia), ucapkan, “Wahai
Dzat yang karunia, keruniakanlah kepadaku rahmat dalam waktu yang lama.”
Ketika itu ia membaca surat Al-Mukmin ayat 1-3, yang artinya, “Ha Mim,
turunnya kitab (Al-Qur’an) ini dari Allah, yang Maha Perkasa, yang Maha
Mengetahui. Yang menghapuskan dosa, yang menerima Tobat, amat keras hukuman-Nya,
dan besar kekuasaan-Nya. Tiada Tuhan selain Dia, kepada-Nya lah tujuan
kembali,”
Setelah itu aku menoleh dan ternyata tidak menemukan seorang pun di
belakangku. Lalu aku keluar dan bertanya kepada orang-orang. “Apakah orang yang
melintas di depan kalian menaiki seekor keledai yang besar?”
Mereka menjawab, “Tidak ada orang yang melintas di sini,” dan mereka tidak
mengetahui melainkan Ilyas.
Ilyas adalah Nabi yang ke 17. Ia di utus untuk menyadarkan penduduk Ba’albak
atau Punicia yang menyembah berhala Ba’al. Negaranya terletak di bagian pantai
Arab Utara, tapi ada yang menyebut sebelah barat Damaskus sekarang. Bangsa
Punicia adalah bangsa pelaut. Di wilayah Libanon ditemukan bangunan altar
penyembahan Ba’al yang disebut Heliopolis.
Nama Ilyas disebut dua kali dalam surat Al-An’am ayat 85, bersama dengan
Nabi Zakaria, Yahya, dan Isa , sebagai orang-orang yag saleh, dan Surah
As-Saffat ayat 123, sebagai orang yang di utus oleh Allah.
Surah As-Saffat ayat 123-130 mengungkapkan tugas dakwah Nabi Ilyas dalam menyeru
kaumnya bertauhid, menyembah hanya kepada Allah
Kisah Nabi Ilyas dan azab untuk kaum Bani
Israi
Nabi Ilyas adalah putra Yasin bin Finhash dan salah satu keturunan Nabi
Harun. Dia diutus oleh Allah SWT untuk menjadi seorang Nabi dan menjadi
pembimbing bagi kaum Yordan. Beliau mendapat amanat untuk mengajak kaum Israil
kembali kepada ajaran Allah. Ketika itu kaum Bani Israil terkenal akan
kebiasaan menyembah berhala yang bernama Baal. Berhala itu berada di
tengah-tengah kota, sehingga kota tersebut dijuluki dengan kota Baalbak.
Dikutip dari buku Kisah Hikayat Nabi Ilyas AS Dalam Islam, karya Muhammad
Xenoryuki menjelaskan, Nabi Ilyas memulai misinya dengan berdakwah kepada kaum
Bani Israil. Beliau selalu mengingatkan dan mengajak kaum Bani Israil untuk
kembali kepada ajaran Allah. Ketika Nabi Ilyas melihat kenyataan bahwa kaumnya
sedang menyembah berhala Baal, Nabi Ilyas berkata kepada kaumnya,
"Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Baal dan kamu
tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu
yang terdahulu?". (QS As-Saffat ayat 124-126).
Mendengar ajakan dari Nabi Ilyas, kaum Bani Israil begitu marah dan berkata, "Hai
Ilyas, berani sekali engkau meminta kepada kaum kami untuk meninggalkan
tuhan-tuhan kami. Sesungguhnya, kami melakukan hal itu karena bapak-bapak kami
juga telah melakukan hal tersebut," seru kaum Bani Israil kepada Nabi
Ilyas.
Bahkan kaum Bani Israil terang-terangan menghina dan mengejek Nabi Ilyas.
Walaupun begitu, Nabi Ilyas tetap sabar dan terus berdakwah kepada kaum Bani
Israil.
Sementara itu, kaum Bani Israil bersekongkol untuk menyingkirkan Nabi Ilyas.
Mereka mengejar-ngejar dan mengusir Nabi Ilyas. Nabi Ilyas pun terpaksa
berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghilangkan jejaknya agar
terhindar dari kejahatan kaum Bani Israil. Dalam pelariannya tersebut, Nabi
Ilyas sampai di sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga yang baik hati.
Mereka menerima Nabi Ilyas tanpa pamrih. Saat itu, salah satu anggota keluarga
di rumah itu sedang menderita sakit. Orang itu adalah Nabi Ilyasa yang beberapa
tahun kemudian diutus menjadi Nabi dan menemani dakwah Nabi Ilyas.
Ketika masih muda, Nabi Ilyasa menderita sakit keras. Akhirnya, Nabi Ilyas
berdoa kepada Allah SWT untuk memohon kesembuhan Nabi Ilyasa. Dengan izin
Allah, Nabi Ilyasa sembuh dari penyakitnya tersebut. Sikap yang dilakukan Nabi
Ilyas, dalam menyembuhkan Nabi Ilyasa membuatnya tertarik untuk mengikuti
ajaran Nabi Ilyas. Setelah Nabi Ilyasa melihat Nabi Ilyas dapat menyembuhkan
penyakitnya yang cukup parah melalui pertolongan Allah SWT, hal itu menjadi
bukti baginya mengikuti ajaran Nabi Ilyas dan beribadah kepada Allah. Sejak sat
itu Nabi Ilyas memiliki teman untuk berdakwah.
Sementara itu, tiga tahun telah berlalu sejak Nabi Ilyas diusir oleh kaum Bani
Israil. Kaum Bani Israil dilanda kekeringan selama tiga tahun, mereka sangat
menderita karena kelaparan dan kematian pun menjadi pemandangan sehari-hari.
Mereka mengalami kekurangan air, dan hidup tersiksa. Di samping itu, banyak
tanaman dan binatang ternak yang akhirnya mati. Kekeringan terus berlanjut dan
tidak ada tanda-tanda kapan akan berakhir. Akhirnya beberapa tokoh masyarakat
berkumpul dan membicarakan masalah kekeringan di kota mereka.
Salah seorang dari kaum Bani Israil berkata, "Kita telah diinatkan oleh
Ilyas sebelumnya. Akan tetapi, kita tidak memedulikannya, bahkan kita
mengusirnya. Sekarang, apa yang diucapkannya telah terjadi kepada kita".
"Lalu, apa usulmu untuk terhindar dari azab ini?," jawab salah satu
kaum Bani Israil. "Kita harus menemukan Ilyas dan bertobat kepada Allah.
Lalu, kita minta Ilyas agar memohon kepada Allah untuk tidak mengazab
kita," usul salah satu kaum Bani Israil.
Seketika itu mereka berbondong-bondong dan bertekad mencari Nabi Ilyas, mereka
berharap agar Nabi Ilyas dapat membantu mereka keluar dari penderitaan yang
telah berlangsung lama tersebut.
Setelah melakukan pencarian yang cukup lama, akhirnya kaum Bani Israil dapat
menemukan Nabi Ilyas yang telah ditemani Nabi Ilyasa. Mereka memohon kepada
Nabi Ilyas untuk membantu keluar dari penderitaan akibat kemarau yang panjang
menimpa mereka selama tiga tahun terakhir. Kaum Bani Israil berjanji kepada
Nabi Ilyas akan beriman kepada Allah dan mentaati perintah Nya. Kemudian,
mereka pun menghancurkan berhala-berhala mereka secara beramai-ramai. Kaum Bani
Israil pun segera beriman kepada Allah.
Melihat penderitaan kaum Bani Israil, akhirnya Nabi Ilyas luluh karena tidak
tega melihat penderitaan mereka. Nabi Ilyas kemudian berdoa kepada Allah SWT
agar kaum Bani Israil diberikan rahmat-Nya dengan menurunkan hujan. Tak lama
kemudian, hujan turun membasahi kota Baalbak. Tanaman mulai tumbuh, dan
orang-orang serta binatang mulai dapat menggunakan air sesuai dengan kebutuhan
mereka. Kaum Bani Israil pun kembali hidup makmur dan sejahtera.
Namun beberapa tahun kemudian, kaum Bani Israil kembali pada kebiasaan mereka
dan mengingkari janjinya dengan kembali menyembah berhala dan menggunakan harta
benda mereka untuk berbuat maksiat. Akhirnya Nabi Ilyas kembali berdoa kepada
Allah agar kaum Bani Israil mendapatkan azab-Nya. Tak lama kemudian, mereka
tertimpa azab dari Allah SWT