BAB. I
JALAN MENUJU ALLAH SWT PADA THAREQAT AL JUNAIDIYAH
(الجنيدية
طريقة وصولة إلى الله سبحانه وتعالى)
A.
Rahasia Mengenal Sanad Silsilah Thareqat al Junaidiyah
1.
Pengertian Sanad
Pengertian sanad secara itimologi /bahasa. Kata sanad berasal dari bahasa Arab, sanad bermakna lereng bukit atau sesuatu yang
dibuat sandaran. Adapun pengertian istilah kata sanad semakna dengan kata silsilah adalah rentetan mata rantai matan atau redaksi suatu informasi yang terdiri dari beberapa
orang yang meriwayatkan yang bersambung-sambung.
Sanad adalah silsilah atau mata rantai yang
menyambungkan dan menghubungkan sesuatu yang terkait dan bertumpu kepada
sesuatu yang lain. Dalam kacamata tasawuf, sanad keilmuan, amalan dzikir dan
ketarekatan adalah bersambungnya ikatan bathin kepada guru-guru dan mursyid.Jadi, dalam sanad ini, terkandung aspek muwashalah
(hubungan dan ketersambungan) satu pihak dengan pihak yang lain, akibat mengambil
dan memberi. Sistem sanad merupakan salah satu mekanisme
pencarian ilmu dan pengetahuan yang sempurna. Karena setiap pengetahuan yang
dipindahkan itu dapat dipertanggungjawabkan otensitas dan keabsahannya melalui
rantaian periwayatan setiap perawi. (1- Artikel
ahlulbaitrasulullah.blogspot.com › Fiqih
tgl.10 Maret 2013)
2.
.Pengertian Tarekat
Pengertian Tarekat secara itimologi /bahasa. Kata Tarekat diambil dari bahasa Arab, berasal dari kata ‘thariqah’
yang artinya ‘jalan’. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk
menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah s.w.t.
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف فى سنة 203 – 2006 ملادية
|
Adapun pengertian secara istilah praktis tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir
dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi
orang bertaqwa. Pada pengertian ini tarekat terbagi
kepada 2 macam, yaitu tarekat wajib dan tarekat sunat. tarekat wajib,
yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah balik dan mampu. tarekat wajib yang
utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat
pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat
wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis.
Contoh amalan wajib yang
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
utama adalah shalat, puasa,
zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat, makan makanan
halal dan lain sebagainya. tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat
dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat
pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan
tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah
ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket tarekat sunat
ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan
pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung keadaan
zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang
dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat,
membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya. (2-Artekal
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ M R NaufaL Senin, 04 Agustus 2014)
Mengenal sanad silsilah
thareqat al Junaidiyah, maksud Penyusun disini adalah orang-orang yang meriwayatkan pelimpahan
talqin dzikir atau ijazah dzikir thareqat al Junaidiyah yang bersambung-sambung hingga Rasulullah Saw.
Misalnya kata Naib H.Hasan
Baseri bin H.Muhammad Barsih, saya mengambil pelimpahan talqin dzikir
thareqat al Junaidiyah ini dari KH. Jumberi Ma'shum bin Abu Bakar
Bihara,
dan ia dari Khalifah thariqat al Junaidiyah KH. Muhammad Qurtubi Khalid
Kalimantan, dan ia dari KH. Kasyful Anwar Firdaus bin Muhammad Shaleh,
dan ia mengambil dari Syekh Sayyid Umar Ba Junaidi al Hadrami
bersambung hingga Rasulullah Saw.
Tarekat menurut istilah sufiyah yakni
perjalanan yang ditentukan bagi orang yang berjalan kepada Allah Swt, dengan
melewati beberapa tahapan-tahapan atau batas-batas dan tempat (maqam) dan juga
naik kepada maqam yang tinggi, yaitu perjalanan rohani si murid. atau perjalanan
jiwa si salik, bukan perjalanan kaki. Sebelum si Murid berjalan, hendaklah
murid itu lebih dahulu, ia mencari Kawan (Shahabat) dalam melakukan perjalanan,
sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Saw :
عن النبي صلى الله عليه وسام قال : الرفيق ثم الطريق
Maksudnya :”Mencari Teman (Bersahabat dahulu) baru
kemudian berjalan.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa :
عن سهل بن سعيد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
: إلتمسوا الجار قبل الدار والرفيق قبل الطريق.
الطبرنى فى الكبير
Artinya : Dari Sahal bin Sa’ad berkata, telah bersabda
Rasulullah Saw :”Segeralah kamu bertetangga sebelum memasuki negeri akhirat,
hendaklah kamu berteman sebelum berjalan menuju Allah. HR.Thaberani.
Siapakah shahabat kita, temen
berjalan itu ? Jawabnya adalah shahabat/ berjalan kita yaitu Guru Mursyid atau
Ba’dal Guru Mursyid. Yakni tempat kita menerima pelimpahan talqin dzikir ini
(maksudnya pada thareqat al
Junaidiyah). Dengan lain perkataan Guru Mursyid adalah Guru yang dapat
mengantarkan Murid berjalan kepada Allah Swt.
Kalau si Murid berjalan
sendiri, ia berjalan tidak berkawan sudah tentu Murid itu akan ditangkap oleh
Syaithan atau disamun oleh Iblis bisa disamun oleh hawa nafsunya. Guru Mursyid
menjadi Imam bagi si murid. Ia menjadi imam mulai di dunia bahkan sampai di
akhirat atau hari kiamat nanti. Seperti firman Allah pada surat al Isra ayat 71
berbunyi :
وقال تعالى يوم تدعوا كل أناس بإمامهم. –الإسراء
71
Artinya : “Pada hari kiamat
nanti akan Kami panggil tiap-tiap manusia beserta imamnya atau ikutannya.” QS
al Isra.
Diceritakan bahwa hari kiamat nanti ada beberapa kaum,
ada beberapa kelompok manusia memasuki pintu Sorga dengan berurutan atau
bertali-tali laksana mata rantai maksudnya tidak terputus. Hingga Allah sendiri
merasa heran terhadap Kaum itu . Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw
وقال رسول الله صلى الله عليه وسام : عجب الله من قوم يدخلون
الجنة فى السلاسل. رواه البخرى
Artinya : “Allah Ta’ala ta’ajub (Tercengang) pada Kaum yang memasuki sorga
dengan berantai-rantai atau bertali-tali (berurutan bersambung).”HR. Bukhari.
Dalam hadis lain Rasulullah Saw. Telah bersabda :
عن سعد قال قال رسول الله صلى الله عليه وسام : عجبت لاقوام يساقون الى الجنة فى السلاسل وهم كارهون. - الطبرنى
فى الكبير
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف فى سنة 203 -2006 ملادية
|
Artinya : Dari Sa’ad berkata ia, telah bersabda oleh
Rasulullah Saw. “Penghuni neraka telah ta’ajub terheran-heran kepada Kaum yang
dibimbing (didampingi) oleh para Malaikat memasuki sorga dengan berurutan atau
bertali-tali laksana mata rantai yang
tak terputus. Hal keadaan mereka (orang kafir) saat itu sangat benci.” HR.
Thabrani.
Dan juga hadis
riwayat dari Abu Hurairah RA Rasulullah
Saw telah bersabda yang berbunyi :
عن
لأبي هريرة يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسام يقول : عجب ربنا تعالى من قوم يقادون إلى الجنة فى
السلاسل. رواه أبوداؤد
Artinya : Dari Abu Hurairah RA berkata, aku
dengar Rasulullah Saw.
Bersabda : “Telah ta’ajub oleh Tuhan kami terhadap suatu Kaum (Jama’ah tarekat)
mereka dibimbing masuk dalam sorga laksana mata rantai atau bertali-tali.” HR.
Abu Daud.
Disini telah jelas bagi kita
keuntungan orang-orang yang istiqamah dengan amaliah tarekat, dan mengamalkan
dalam kehidupannya sehari-hari, mereka akan memasuki sorga secara urut
berurutan laksana mata rantai yang tiada terputus dengan pendampingan para
Malaikat.
3. Guru Mursyid dan Ba’dal Guru Mursyid
Mereka juga diperhubungkan oleh Allah Swt
antara Guru dan Murid dari masa Rasul Saw, masa shahabat Nabi Saw, masa
Tabi’in, masa Tabi’it Tabi’in, Ulama masa kita hingga hari kiamat nanti. Semua mereka diikat dalam suatu ikatan
janji setia dengan sang Guru laksana mata rantai yang tiada terputus, selama si
Murid istiqamah mengamalkan tarekat yang
sanad silsilahnya sampai kepada Rasulullah Saw...........................................
Allah Swt telah berfirman pada surat at Thur ayat 21 berbunyi :
ألحقنا بهم ذريتهم -الطور 21
“Kami perhubungkan dengan mereka akan anak cucu mereka.”
Sebaliknya apabila si Murid tidak punya teman atau sahabat atau tidak punya imam untuk berjalan menuju
Allah Swt maka yang menjadi guru/syekhnya adalah Syaithan, seperti kata Ahli
Sufiah berikut ini :
فمن لاشيخ له مرشد فمرشد الشيطان. كذاقول اهل الصوفية
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف فى سنة
203 – 2006 ملادية
|
Maksudnya : “Siapa yang tidak ada Syekhnya atau siapa
yang tidak ada Gurunya yang akan menunjukinya maka yang akan menunjukinya
adalah Syaithan.”
Oleh sebab itulah, hendaklah setiap murid mengetahui
sanad silsilah tarekatnya mulai dari Guru Mursyidnya (tempat dia mengambil
tarekat ini) sampai kepada Rasulullah Saw. Gunanya untuk mendapatkan madad dan minta pertolongan
limpahan masyayekh nur al karim dari pancaran syekhnya turun kepada si murid.
Walaupun ada sebagian Ulama
Tasawuf yang mengatakan bahwa : “Keharusan jalan menuju Allah Swt itu harus
melalui perantara seorang Guru, hal itu adalah kebiasaan saja, dan tarikan
Tuhan adalah lebih tinggi dan bernilai.”
Al ‘Arif billah Maulana Syekh
Muhammad bin Ahmad al Jauhari Rahimahullah mengatakan :”Perpegangan yang teguh
kepada Allah adalah suatu keharusan untuk tetap mengikuti dan melaksanakan
segala perintahNya, dan menjauhi segala laranganNya.” Bukanlah suatu keharusan
bahwa untuk sampai kepada Allah harus dengan Wasithah Syekh, sebagaimana
umumnya disangka oleh sementara kalangan Sufi. Allah sampaikan seseorang
hambaNya kepadaNya, atas kehendakNya sendiri, dengan beberapa macam tarikan
jazbah.
Sebahagian dari cara-cara
tarikan Tuhan untuk menyampaikan seseorang hamba kepadaNya antara lain adalah
dengan cara : “Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad Saw” sedapat-dapatnya 10.000
kali tiap malam dengan lafaz shalawat
sebagai berikut :
اللهم صلى على محمد النبي الامي زعلى آله وصحبه وسلم
Demikian pendapat Syekh
Malawi rahimahullah. Selanjutnya Syekh Jauhari mengemukakan :”Siapa yang
mengamalkan apa-apa yang tercantum dalam risalah ini, Insya Allah akan mendapat
jizbah dengan segera dari Tuhannya. Nilai jizbah
itu jauh lebih tinggi dari amalan Jin dan Manusia. Sebagaimana Sabda Nabi kita
Muhammad Saw :
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : جذبة من من جذبات الحق لاتوازى عمل الثقلين
Artinya : Sabda Nabi Saw
bersabda “Suatu tarikan dari beberapa tarikan Tuhan, tidak dapat
disamakan dengan amalan-amalan Jin dan Manusia.”
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
"مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
Memang benar bahwa keharusan melalui seorang Guru atau
Syekh dalam hal menuntut ilmu Tasauf adalah kebiasaan saja. Tetapi dalam banyak
hal, banyak sekali ungkapan-ungkapan dan rumuz-rumuz serta isyarat di dalam
ilmu itu yang harus dimengerti oleh seseorang yang hendak berjalan. Apabila
dipelajari sendiri melalui kitab-kitab Tasawuf. Pasti akan bertemu dengan
rumuz-rumuz serta isyarat yang sulit dimengerti. Tanpa Guru atau Syekh banyak
kemungkinannya salah memahami atau salah pengertian yang akibatnya malah akan
menyesatkan. Guru bukanlah seseorang yang pasti bisa mengantarkan muridnya
untuk sampai kepada Allah Swt. Sama sekali tidak, Guru hanyalah sekedar
menunjukkan jalan, memberikan pengertian, memberikan petunjuk, memberikan pemahaman
kepada si Murid. Namun semua itu adalah tergantung seluruhnya pada iradah Allah
Swt sendiri.
Penyusun Risalah Bahjatul ‘Abiid .... berpendapat dalam
hal ini bahwa “Menuntut ilmu Tasawuf tujuannya untuk sampai atau wusul dengan
Allah Swt, itu harus dengan WASITHAH SYEKH (perantaraan seorang Guru)
sebagaimana Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib hendak mengamalkan dzikir, berbai’at
dahulu pada Rasulullah Saw dan minta cara mengamalkannya atau kaifiat
dzikrullah. Seperti yang telah meriwayatkan oleh Syekh Yusuf al Ajemi al
Kuraini dengan sanad yang shahih bahwasanya Sayyidina Ali radhiallahu anhu
minta kepada Rasulullah Saw :................................................................................................
يا ؤسول الله دلنى عليأقرب الطرق إلى الله أسهلنى على عباده وأفصلها عند الله
تعالى. فقال رسول الله يا علي أفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي لااله الا الله.
فقال غمض عينيك واسمع منى ثم قلها ثلاث مرات.
Artinya :“Ya Rasulullah, tunjukkan padaku atas jalan yang
sedekat-dekat kepada Allah Ta’ala yang paling mudah atas hambaNya, dan yang
paling afdalnya apa yang aku ucapkan dan Nabi-nabi sebelum aku adalah kalimat
“Laa ilaaha illallah,” Sabda Nabi lagi “Pejamkan kedua matamu, dengar dariku 3
kali, kemudian ucapkan olehmu 3 kali.”
Memang Guru adalah orang yang dapat memberikan
pengertian dan pemahaman kepada kepada Muridnya, penunjuk jalan, sekaligus
teman berjalan, mengantarkan si MURID untuk sampai ketujuan. Itupun tidak
terlepas dan tergantung kehendak Allah Swt. Dengan adanya Guru dan Murid satu
ikatan, guru adalah menjadi imam sebagai ikutan bagi Murid. Tiap-tiap murid
akan dipanggil oleh Allah Swt pada hari kiamat beserta Gurunya. . .............................................................
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف فى سنة 203 -2006 ملادية
|
Penyusun Risalah Bahjatul ‘Abid menyerankan kepada
Pengamal Tarekat al Junaidiyah khususnya yang ada dibawah asuhannya dan umumnya
yang bagi Pengamal Tarekat al Junaidiyah al Bagdadiyah serta membacanya minimal
1 kali se- Minggu sesudah kita atau
sebelum Auard. Terutama sekali ketika kita dalam Riyadhah atau Suluk kita harus
membacanya sesudah shalat wajib. Berkat kita membaca Ahli Silsilah kita,
modah-modahan nyata berkah turun dan akan dihilangkan Allah segala kesusahan
dan kemudharatan...........................................
Rasulullah Saw bersabda Hadis Riwayat ad Dailami :
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : وذكر
الصالحين كفارة الذنوب وينزل الرحمة عند ذكر الصالحين زتحصل البركة. رواه الديلمى
Artinya : “Menyebut-mengingat orang-orang yang shalih itu
adalah satu kifarat dosa-dosa dan Allah menurunkan rahmatNya ketika menyebut
nama-nama mereka serta hasillah berkah (bagi orang yang menybut dan
mendengarnya).
Rasul Saw bersabda pada riwayat lain :
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : عند ذكر
الألياء تنزل الرحمة.
Artinya : Rasul Saw bersabda “Menyebut-nyebut nama para Aulia Allah itu,
akan diturunkan Allah Swt berupa rahmat.”
Semoga kita benar-benar menjadi umat Rasul yang sempurna,
اللهم
ارفع الحجاب تخليته لاقلب المردين مع لطائفهم لقاء النور من المشايخ الكريم أفاض
الله علينا ببركتهم. آمين
Artinya : “Ya Allah, angkatlah hijab dan cabutlah olehMu
pada hati Mirid ini beserta latha’ifnya untuk menerima limpahan karunia Allah
dengan berkat semua Syekh syekh yang mulia, Semoga Allah memberikan juga akan
limpahan atas kami dengan berkah mereka. Amiin-amiin.”...........
B. Thareqat al Junaidiyah Dibina 6 Dasar :
(الطريقة
الجنيدية مبني على ستة أشياء)
1.
At Taubat atau Inabah : Kemali kepada
Allah Ta’ala
2.
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
Al Juhud :
Menjauhi manusia, yaitu mengurangi hubungan dengan manusia yang mengakibatkan
dirinya lupa dan lalai dengan Allah Ta’ala.
3.
Tidak Thama Tidak
rakus dengan dunia, maksunya lebih banyak mengingat kehidupan akhirat atau tidak terkait hatinya dengan akwan dan agyar
4. Qana’ah Suka
rela menerima apa adanya pemberian Allah Swt.
5.
Tawakkal “Mengembalikan
atau menyerahkan segala urusan pekerjaan kepada Allah semata.
6. Ridha dengan qadha qadar Allah Ta’ala
C. Rukun Thareqat al Junaidiyah itu Ada
6 Perkara.
(أركان الطريقة الجنيدية على ستة أشياء )
1.
Ilmu Agama yang terdiri dari : Ushul, Furu’a, Tarikh, dan
hukum-hukum lainnya.
2.
Al Hilim yaitu Sangat penyantun, lapang
dada, tidak pemerah.
3.
Shabar yaitu Sabar atas ta’at dan atas
segala cobaan
4.
Ikhlas beramal kebaikan
5.
Ridha dengan qadha qadar Allah Ta’ala
6. Berakhlak mulai
D. Hukum-hukum Thareqat al Junaidiyah Dibina 6 Perkara.
معرفة
الله اى أفعاله وصفته وأسمائه
|
(
أحكام الطريقة الجنيدية على ستة
أشياء )
1. Ma’rifatullah
اليقين
ان لاتتحرك ذرة إلا بإذن الله
|
Ma’rifatullah yaitu mengenal Allah Swt dengan segala
af’al, sifat dan asmaNya.
2. Yakin
Dia yakin bahwa tidak bergerak sesuatu dzarrah pun
kecuali ijin Allah Swt.
3. Pemurah
Dia sangat pemurah hati tidak besifat bakhil terdadap
sesamanya.
4. Jujur
Dia selalu bersikap jujur dan benar dalam segala
perkataan dan tindakannya.
5. Syukur
Dia selalu bersyukur pada setiap keadaan, atas nikmat
yang diberikan Allah Swt.
6. Tawajjuh
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
Dia selalu pasrah diri (berserah diri) pada
Allah setiap keadaan pada dirinya
E. Wajib Thareqat al Junaidiyah itu 6 Perkara.
(
وجوب الطريقة الجنيدية على ستة
أشياء)
1. Dzikrullah Ta’ala
Hendaklah hati
kita selalu dzikir dengan Allah Ta’ala, disetiap keadaan baik ketika
sedang duduk, berbaring ataupun ketika kita berjalan.
2. Muraqabah bil qalbi da’iman
Hendaklah kita selalu mengintai hati kita, mengintip hati kita setiap saat agar tidak keluar intipan
dari Allah Ta’ala.
3. Tarkul hawa wal dunya
الإتباع
سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم
|
Hendaklah kita
selalu meninggalkan keinginan hawa nafsu dan keinginan- keinginan dunia segala
isinya. Maksudnya hati kita tidak terkait dengan segala akwan dan agyar dunia.
4. Ittiba’u Sunnati Rasulullah Saw
Hendaklah kita
selalu mengikuti sunnah Rasul Saw dalam segala
yang fardlu, yang sunnat dan hukum-hukum syari’at. Mengikuti sunnah Rasul Saw adalah kewajiban bagi Pengamal Thareqat al
Junaidiyah
5. Husnul Khalqi
فعل
الخيرات واجتناب السيئات
|
Berakhlak yang baik kepada semua makhlu Allah Swt
terhadap sesama manusia, hewan ataupun tumbuh-yumbuhan adalah kewajiban bagi
Pengamal Thareqat al Junaidiyah (PTJ).
6. Fi’lul Khairat wal Ijtinabu al Khairat
Pengamal Thareqat al Junaidiyah (PTJ) wajib berbuat
kebaikan dan menjauhi segala larangan Allah Ta’ala.
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
"مألف فى سنة 203
-2006 ملادية
|
F.
Murid wajib berguru pada guru Mursyid dalam bertarekat
Seorang Murid terlebih dahulu wajib mencari Guru Mursyid
yang akan menemaninya berjalan menuju Allah Swt. Guru Mursyid itu adalah guru yang mahir dalam ilmu Syari’at
dan ilmu Hakekat. Guru Mursyid itu mempunyai perasaan yang nyata, tinggi
himmahnya dan keredaannya akan segala hal ihwalnya. Selain itu sempurna akalnya
dan pandangannya suka gemar memelihara kehormatan Islam dan Kaum Muslimin.
Beliau juga mengetahui cara memberikan pengajaran kepada Murid-muridnya. Beliau
juga suka memberikan nasehat-nasehat kepada ummat Islam, Beliau bersifat lemah
lembut semua perkataannya.
Yang mana Guru Mursyid itu mendapat ijazah atau mendaat ijin dari
Gurunya, Itu sangat baik dan sempurna kalau ada di tangannya. Paling tidak, dia pernah berguru dengan
Mursyidnya dan boleh dia sampaikan dan
ajarkan kepada orang-orang deket, seperti orang tua, anak, isteri dan keluarganya
dan juga pada tetangga sekeliling rumahnya, untuk terpelihara dari azab api neraka.
Alasan pertama : Seorang
Guru Mursyid apabila dia ditanya ttg keilmuannya, kemudian dia menyembunyikan ttg
keilmuannya. Atau dia diminta oleh seseorang, kemudian dia tidak mengabulkannya
permintaan seseorang tanpa alasan, maka cepat ataupun lambat Allah Swt akan
mencabut kewaliannya, dan inilah yang sangat ditakuti oleh semua Guru Mursyid.
Alasan kedua : Yang
menjadi dasar dibolohkan menyempaikannya
adalah berdasarkan firman Allah Swt dan Sabda
Nabi Saw sebagai penyelamat keluarga dan
tetangga dekatnya.
Allah Swt telah berfirman pada surat at Tahrim ayat 6
yang berbunyi :
....... قوا أنفسكم ولأهلكم نارا
..... التحريم 6
Artinya : “Peliharalah diri-diri kamu dan
keluargamu dari siksaan api neraka.”
عن النبي صلى الله عليه ولسلم قال : بلغوا عنى
ولو آية
Artinya : Sabda Nabi Saw bersabda “Sampaikan
oleh kamu dari aku (kata Rasul Saw) walau satu ayat.”
G.
Kriteria seorang Syekh atau Guru Mursyid.
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
"مألف فى سنة 203 – 2006 ملادية
|
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh Murid dalam menentukan
seorang Syekh atau Guru Mursyid yang akan menemaninya berjalan menuju Allah Swt
atau yang akan menunjukkan jalan untuk wusul kepada Allah Ta;ala.
Menurut para Ahli Sufi ada 8
macam sifat yang harus dipunyai oleh Guru Mursyid atau Syekh Mursyid antara
lain :
1.
Mursyid itu Dia cerdik dan mencerdikkan bagi si Muridnya.
2.
المرشد كامل و مكامل فى المريدين
|
Mursyid itu kamil – mikamil yaitu “sempurna dan
menyempurnakan bagi si Muridnya.
3.
Syekh Mursyid itu
“Semua yang diajarknnya memberikan bekas (berkesan) nyata dan lama di hati
murid-muridnya.
4.
Guru Mursyid itu mendapat ilmu dari Guru Tertentu atau
Guru yang sanad silsilahnya sampai pada Rasulullah Saw.
5.
Guru Mursyid itu telah masyhur dikenal orang
6.
Guru Mursyid itu tiada dapat dicela akan pengajarannya
7.
Guru Mursyid itu tiada sangat kasih kehidupan di dunia.
8.
Guru Mursyid itu tiada kuat dia mengerjakan yang harus.
Menurut Penyusun Ar Risalah
Bahjatul ‘Abid .....dari ke 8 macam syarat harus dimiliki oleh Syekh Mursyid,
itu sangat sulit didapatkan. Apalagi dizaman edan sekarang ini, banyak
tentangan dan godaan yang dihadapi. Cukuplah 5 atau 6 macam syarat kriteria
Syekh Mursyid terpenuhi sudah cukup memedai, ketimbang kita tidak memilikinya
sama sekali hingga ajal menjemput kita. Akan tetapi kalau terpenuhi ke 8 macam
syarat Syekh Mursyid dimaksud, itu lebih sempurna.
H.
Kriteria Khusus Orang yang Benar dijadikan Guru Mursyid
فصل فيمن يصح أن يتخذ شيخا مرشدا
1.
أن يكون عالما بما يحتاج إليه المريدون من الفقه والعقائد
1.-Alim dan adil dalam memberikan bimbingan tuntunan
kepada para muridnya, dalam masalah ilmu fiqih, ilmu Syari’at dan ilmu Tauhid
atau Aqidah.Ilmu dimaksud diberikan dengan metode – cara yang dapat
menyingkirkan segala prasangka dan keraguan di hati para muridnya.
2.
أن يكون رئوفا رحيما بالمسلمين خصوصا بالمريدين
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
2.-Guru mursyid bersifat
walas asih terhadap kaum muslimin, terutama sekali kepada orang yang menjadi
muridnya. Apabila ada diantara mereka yang tidak dapat menyalahi kehendak
nafsunya, dia segera meninggalkan kekurangan jiwanya sehingga belum bisa
menghindarkan diri dari kebiasaan yang kurang baik, maka dia bersikap sabar,
memperbanyak ma’af dan tidak bosan-bosannya mengulangi nasehat – nasehatnya.
Dia dengan penuh lemah lembut selalu
bersedia memberikan bimbingan kepada para muridnya.
3.
المريدون عارفا بكمالات القلوب وآدابها وآفات النفوس وأمراضها وكيفية حفظ
صحتها واعتدالها
3.-Dia a’rif bijak dengan segala sifat kesempurnaan hati,
etika (adab) dan segala kerusakan jiwa dan penyakitnya dan juga mengetahui cara
menyembuhkannya kembali serta memperbaikinya seperti semula.
4.
أن يستر ما اطلع عليه من غيوب المريدين
4.-Pandai
menutup menyimpan rahasia, tidak membuka keaiban muridnya (terlebih lagi di
depan orang banyak). Sebaliknya dia tetap mengawasi muridnya dengan pandangan
kecamata kesufiannya yang tajam, dan memperbaiki keaiban muridnya dengan cara
yang bijaksana.
5.
أن يتنزه عن مال المردين ولا يطمع فى شيئ مما فى أيديهم
5.-Tidak menyalahgunakan harta benda para Muridnya (bila
diberi amanah) dan tidak loba atau tamak pada sesuatu yang ada pada muridnya.
6.
أن يكون مؤتمرا بما يأمر به منتهيا عما ينهى عنه حتى يؤثر كلامه فى النفوس
6.-Sekalikali tdak memerintah
muridnya dengan sesuatu atau melarangnya, sehingga sesuatu itu pantas dan
lanyak dikatakannya yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Dalam segala macam
keadaan dan perasaan, Guru Mursyidlan yang menjadi contoh bagi para muridnya.
7.
ان يجالس مريديه الا قدر الحاجتة وان يذكر لهم طرفا من الطريقة (اى الجنيدية)
والحقيقة
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
7.Dia duduk bergaul dengan
para muridnya kecuali sekedar hajad mereka. Dia hanya bergaul dengan para
muridnya dalam kesempatan dzikir, atau menyampaikan bimbingan tarekat ( al
Junaidiyah ) dan hakekat dan juga syari’at.
8.
أن يكون كلامه صافيا من شوائب الهوى والهذل ومال يعنى
8.-Memelihara akan semua ucapannya, bersih dari pengaruh
nafsu dan olok-olok, terutama yang akan menimbulkan dampak nigatif pada jiwa
(batiniyah) si Murid.
9.
ان يسامح فى حق نفسه فلا يكونمتوقعا تعظيمه وتوقيره ولا يكلفهم فى حقه مالا
يطيقون ولا يرتب عليهم من الأعمال.
9.-Bijaksana, lapang dada dan ikhlas hati. Tidak akan
memerintah kepada para Murid terhadap sesuatu (yg menurutnya) tidak dapat
mengerjakannya. Senantiasa bermurah hati di dalam memberikan pengajaran kepada
mereka. ...
10
إذا رأى من أحد المريدين أن كثرة المجالس والمصاحبة معه
تنزيل من قلبه عظمته وهيبته, أمره ان يجالس بخلوة لا يكون بعيدا جدا ولا قريبا بل
يكون بين وبين.
10.-Apabila Ruru melihat salah seorang Muridnya, selalu
bersama-sama dalam Majelis, dan berhubungan dengannya, lalu si murid itu
menampakkan ketinggian hatinya (Karena merasa dekat dengan Gurunya). Maka
hendaklah sang Guru segera memerintahkan murid itu pergi berkhalalawat ke suatu
tempat yang tidak jauh dan juga tidak terlalu dekat dengannya.
11
إذا علم أن حرمته سقطت من قلب مريد فينبغى له أن يصرفه برفق فإنه من أكبر
الأعداء
11.-Apabila dia telah mengetahui melihat kehormatan
dirinya telah jatuh (dirasa kurang) pada parasaan hati para muridnya,
semestinyalah segera dia mengambil inisiatif yang bijaksana untuk mencegah hal
dimaksud, karena berkurangnya rasa percaya diri dan juga sikaf hormat seorang
Murid kepada Guru Mursyidnya adalah keburukan yang membahayakan bagi pribadi
murid.
12
ان لا يغفل عن ارشاد المريدين الى ما فيه صلاح حالهم
12.-Dia
(Guru Mursyid) tidak akan melupakan atau lalai, Senantiasa memberikan
petunjuk-petunjuk tertentu kepada para Muridnya untuk memperbaiki ahwal
(prilaku dan keadaan hati) murid.
"
الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة
الجنيدية " مألف نائب الحاج حسن
البصرى
|
13
إذا وصف المريد رؤيا رأها أو مكاشفة كاشفها أو مشاهدة شاهد فيها امرا ما فلا
يتكلم له غلى ذلك. ويرقيه الى ماهو أعلى وأشرف. ومتى تكلم الشيخ على ما يأتى به
المريد وبين له غظمة ذلك الأمر فقد اساء فى حقه. لان المريدين يرى نفسه بذلك عاليا
فربًما تسقط مرتبته.
13.-Apabila seorang murid menceritakan suatu mimpi yang
dilihatnya atau tersingkafnya hal ihwal ghaib yang terbuka baginya, juga
menyaksikan hal-hal ghaib yang dialaminya, di dalam keadaan semua itu terdapat
hal-hal yang istimewa, maka hendaklah dia berdiam diri. Jangan
mengatakan kepadanya atas sesuatu tersebut atau tidak banyak menaggapinya hal
tersebut itu. Sebaiknya dia memberikan amalan (do'a) tambahan yang dapat menolak sesuatu yang
tidak benar. Sebab jika dia menaggapinya dikhawatirkan justru akan terjadi
sesuatu yang dapat merusak jiwa dan hati para muridnya. Karena memang wajar
begitu seorang murid tarekat bisa sewaktu-waktu mengalami peningkatan rohani,
tetapi sering terjadi hal-hal yang tidak benar yang berakibat menurunkan
martabatnya kembali. Oleh sebab itu Guru dituntut untuk memberikan perhatian
dan juga petunjuk yang khusus pada kebanggaan rohani. Mungkin terjadi
sewaktu-waktu timbul pada diri para muridnya sesuatu yang masih dalam bimbingan
dan pengajarannya.
14
يجيب عليه ان يمنع المريدين عن التكلم مع غير أخوانهم الا لصرورة, عن التكلم
أيضا مع أخوانهم بما يطرأ عليهم من الكرامات والواردات, ومتى سامحهم الشيخ فى ذلك فقد أساء في حقهم لما
يترتب عليه من الكبر والتعاظم إلى غير ذلك مما يؤخرهم.
14.-Wajib atas guru Mursyid itu melarang para muridnya
banyak bicara serta yang bukan teman-temannya kecuali dalam keadaan yang
bermanfaat. Terutama melarang mereka membicarakan tentang keramat-keramat dan
wirid-wirid yang istimewa. Karena jika dibiarkan hal tersebut, lambat laun si
murid bisa menjadi rusak karenanya, sebab dia akan bertambah takabbur dan besar
diri terhadap yang lainnya.
15
أن يجعله اى خلوة ينفرد بها وحده ولا
يمكن أحدا من مريديه, أن يدخلها إلا من كان خصيصا عنده اى خلوة لاجتماعه بأصحابه.
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
15.-Menyediakan untuk para
muridnya tempat khalwat yang khusus scara perorangan, yang tidak setiap orang
boleh masuk kecuali untuk keperluan khusus. Tidak terkecuali untuk dirinya. Dan
juga menyiapkan tempat khalwat khusus untuk dirinya dan shahabat-shahabatnya.
16
أن لايمكن مريدا يطلع على حركة من حركته أصلا. ولا بعرف له سرا ولايقف على
نومه. ولا طعام ولا شراب ولا غير ذلك, فإن المريد إذا وقف على شيئ من ذلك ربما
نقصت عنده حرمة الشيخ, لضعفه على عن مرفة احول الكمل, وله هجر المريد إذا رلآه
يتجسسللاطلاع على ذلك مصلحة للمريد.
16.-(Terkadang) seorang murid tak sadar akan timbulnya
atas gerak dan diam pada asalnya. Oleh karenanya dia menjaga agar para muridnya
tidak mengetahui (gerak-geriknya), tidak mengetahui cara tidurnya, cara makan
dan minumnya dan lainnya. Sungguh seorang murid apabila terhenti atas sesuatu
yang dilihatnyajustru terkadang akan mengurangi penghormatan si murid
kepadanya. Hal ini terjadi karena kelemahan si murid ma’rifat terhadap keadaan
Gurunya yang semporna. Apabila dia melihat seorang murid yang demikian itu maka
dia harus segera memindahkannya untuk kemaslahatan si murid tsb.
17
أن لا يسامح المريد أبدا فى كثرة الأكل فان تلك المسامحة
تتلف كل شيئ يفعله الشيخ للمريد, لأكثر الناس عبيد لبطونهم.
17.-Seorang murid tidak membiasakan makan terlalu banyak,
karena terlalu banyak makan itu akan memperlambat tercapainya (latihan-latihan
rohani) yang Guru berikan kepada si murid. Karena hal itu juga kebanyakan
manusia diperbudak oleh perut-perutnya.
18
ان يمنع أصحابه ان يجالس أصحابه شيخ آخر, فان المضرة بذلك سريعة بالمريدين,
فان رآهم ثابتين فى محبته ولم يخف عليهم التزلزل فلا بأس.
18.-Melarang para muridnya secara aktif (berhubungan)
dengan sahabat-sahabatnya atau Guru lain. Karena yang demikian itu acap kali
memberikan dampak yang kurang baik bagi si murid. Akan tetapi apabila tidak
terlihat bahwa hal itu tidak akan
mengurangi kecintaan para muridnya kepada dirinya dan juga tidak akan
menggoncangkan pendirian mereka, maka hal yang demikian itu tidak apa-apa.
19
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
أن يحترز عن التردد الى الأمراء والحكام لئلا
يقتدى به فى ذلك بعض مريديه فليكون عليه اثمه واثمهم من باب.
19.-Melarang para muridnya terlalu sering berhubungan
dengan Penguasa dan Pejabat tanpa adanya keperluan tertentu. Karena hal itu
akan dapat membangkitkan dan membesarkan nafsu duniawi. Mereka sering membuat
lupa bahwa mereka dididik untuk berjalan menggapai kebahagiaan akhirat yang
hakiki.
20
أن يكون خظا به لهم بغاية التلطف وليحذر من سببهم وشتمهم والطعن فيهم لئلا
ينفر نفوسهم منه.
20.-Hendaklah menggunakan kata-kata yang lemah lembut
serta menawan hati (memikat hati) dan
pikiran dalam khotbah-khotbahnya. Jangan sekali-kali berkhotbah berisi kecaman
dan ancaman, karena hal itu akan dapat membuat jiwa para muridnya jauh darinya.
21
إذا دعاه أحد المريدين واجابه فيكون بالتعزز والعفة.
21.-Apabila dia (Guru Mursyid) diundang oleh salah
seorang muridnya dan dia memenuhinya, maka hendaklah dia memuliakan (muridnya)
dan memelihara kehormatan murid pengundangnya.
22
إذا دخل عليه أحد المريدين فلا يعبس فى وجهه, و إذا أراد الانصراف دعاله من
غيره سؤاله, وإذا دخل هو على احد مريديه
فيكون على أكمل حاله وأحسن هيئة.
22.-Apabila ada murid atau beberapa orang muridnya yang
menemuinya, maka janganlah dia memalingkan mukanya. Dan ketika ingin pulang
(muridnya akan menoleh kearah lain) dipanggilnya murid itu meskipun tidak ada
sesuatu yang yang akan dipertanyakannya. Dan bila dia berkunjung menemui salah
seorang dari muridnya maka dia lebih semporna keadaannya dan lebih baik
itekanya.
23
إذا جلس عند المريدين فليجلس بالسكينة والصبر والوقاد ولا يكثر الالتفات إليهم
ولاينام بحضرتهم ولا يمد رجليه فى مجلسهم وأن يغض طرفه ويحفض صوته ولا يسئ عليهم
خلقه, فإنهم فى الحقيقة يعتقدون فيه جميع الصفات الحميد ويقتبسونها منه.
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
23.-Apabila dia duduk di
tengah-tengah para Muridnya, hendaklah dia duduk tenang, shabar dan sopan dan
tidak banyak menoleh kiri – kanan kepada para Muridnya Tidak mengantuk, apalagi
tertidur di hadapan mereka. Dia tidak menjulurkan kaki di tengah-tengah mereka.
Dia tidak memajamkan mata, dan tidak merendahkan suaranya ketika berbicara. Dan
dia tidak melakukan hal-hal yang kurang etis di depan mereka. Karena
sesungguhnya mereka pada hakekatnya akan berpegang (meniru) mengikuti semua sifat
yang dilakukannya (akan di ikuti oleh para Muridnya).
24
إذا غاب أحد المريد يتفقده بالسؤل عنه والبحث عن سبب انقطاعه ثم ان كان مريضا
عاده, وبالجملة فالكلمة الجامعة لأداب الشيخ ان يكون على سيرة رسول الله عليه وسلم
فى اصحابه ما استطاع.
24.-Guru Mursyid suka menanyakan muridnya). Apabila tidak
hadir pada pengajarannya, dan mencari tahu sebabnya. Bila murid itu sakit dia
segera menengoknya, dan kalau ternyata ada udzur maka dia kirimkan salam
kepadanya.
Semua jumlah dari nomor 1 s.d 24 adab Guru kepada Muridnya adalah telah
dipraktekkan oleh Rasul Saw kepada para Shahabatnya. Maka jumlah adab tersebut
menjadi adab Syekh atau Guru kepada muridnya, khususnya Guru Tarekat al
Junaidiyah.
Penyusun Risalah Bahjatul ‘Abid lil Jama’ah at Thareqah
al Junaidiyah berharaf kepada Allah Swt, semoga adab – adab dimaksud dapat kita
teladani dan dapat kita contoh dan juga dapat kita amalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Semoga kita benar-benar menjadi ummat Muhammad Rasulullah
Saw yang semporna. Amiin-amiin ya Rabbal ‘alamin.
Keterangan :
1.
Naib H. Hasan Baseri,S.Ag bin H.Muhammad Barsih bin
Tangkir bin Ambuter datang pertama kali
ke Desa Bihara dan Mengambil Bai’at dan Talqin Dzikir Tarekat al Junaidiyah
pada Guru Mursyid KH. Jumberi bin H.Ma’shum bin H.Abu bakar hari Minggu 26
Oktober 2003 Masehi atau 29 Sya’ban 1424
Hijeriyah jam15.00 wita Kec. Awaian Kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai). Sekarang
Desa Bihara Kec. Awaian menjadi wilayah Kabupaten Balangan ibu kota Paringin,
Prov. Kal Sel.
2.
Pada hari itu saya di bai’at, di ajari tawajjuh muthlaq
dan tawassul membaca surat al Fatihah 5 kali sebelum tawajjuh muthlaq dan juga
pelimpahan talqin dzikir Tarekat al Junaidiyah al Bagdadiyah serta mencatat
sanad silsilahnya.
3.
Ar Risalah Bahjatul ‘Abiid lil Jama’ah Tarekat al
Junaidiyah disusun sebagai “Benteng Pertahanan Tarekat al Junaidiyah.”
" الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة الجنيدية
" مألف نائب الحاج حسن البصرى
|
I.
Keadaan Hati Murid atau Salik Pengamal Thariqat al Junaidiyah
Menurut Penyusun ar Risalah
Bahjatul Abiid ........ hal keadaan hati Murid yang menjadi Pengamal Thariqat
al Junaidiyah ada beberapa macam tingkatan, yang terbagi kepada :
1.
Al Muridin adalah tingkatan yang
pertama. Murid pada tingkat ini, seorang murid baru menerima bai’at, murid baru
menerima talqin dzikir, murid baru menerima tawassul dan tawajjuh dari Guru
Mursyidnya. Murid belum tahu suka
dukanya dalam menjalankan amaliyah kehidupan kerohaniyan dalam bertarekat.
2.
Al Thalibiin adalah tingkatan yang kedua. Ditingkat ini
mereka sudah mengerti dengan kehidupan Para Sufi dalam menjalani kehidupan alam
rohani. Pada tingkat Thalib ini Pengamal Thariqat al Junaidiyah, mereka sering
menoleh pada kehidupan orang zahir yang bergelimang dengan perhiasan dunia.
Mereka sering tergoda dan tergoda oleh hijau kemilau dan merahnya dunia, hati
mereka sering nempil pada agyar dunia, mereka sering ditipu oleh akwan dunia,
mereka sangat suka dibohongi dunia, hingga mereka lalai dan lupa bahwa mereka
hidup di dunia ini hanya sementara saja. Walaupun itu wajar saja tetapi hal itu
menjadi dinding, menjadi isolasi mata hati si Thalib Pengamal Thariqat al
Junaidiyah dengan Mukawwin
yaitu Orang yang mengadakan yakni
Allah Swt. Disaat itu si Thalib sering bimbang, sering ragu, sering merasa
was-was terhadap dirinya, anak-anaknya dan isterinya. Mereka belum merasakan
kenikmatan rohaniyahnya dalam bertarekat pada amaliyah zahir dan amaliyah batin
dan juga belum merasakan nikmat imannya.
Rasulullah Saw
telah bersabda :
قال النبي صلى
الله عليه وسلم : ثلاث من كن وجد بهن حلاوة الإيمان من كان الله ورسوله أحب إليه
مما سواهما (رواه مسلم)
Artinya
Rasulullah Saw telah bersabda :
“Tiga macam orang akan mendapatkan atau akan merasakan manisnya rohaniyahnya
atau imannya, satu diantaranya “Barangsiapa Allah dan Rasulnya lebih dia cintai
dari pada yang lainnya”
"
الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة
الجنيدية " مألف نائب الحاج حسن
البصرى
|
Telah berkata Para Ulama Sufi
Rahimahumullah, makna “Halawatul Iman” manisnya iman disini yaitu menuntut
kelezatan didalam berta’at dan membawa kesulitan (dalam berta’at) kepada
keridhaan Allah Azza wajala dan juga kereridhaan Rasulullah Saw dan juga berpaling
dari tujuan dunia.Kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya dibuktikan dengan
perbuatan ta’atnya dan meninnggalkan yang bersalahan dengan perbuatan ta’atnya
dan begitu juga dengan perbuatan ta’at terhadap Rasulnya.
قال العلماء رحمهم الله تعالى : معنى حلاوة الإيمان استلذاذ
الطاعات وتحمل المشاعات فى رضى الله عز وجل ورسوله صلى الله عليه وسلم وإيثار ذلك على عرض الدنيا, ومحبة العبد ربه تعالى بفعل طاعته وترك مخالفته
وكذلك محبة رسول الله صلى
الله عليه وسلم.
Ditingkat yang kedua ini, dia
baru melihat yang luarnya saja dan baru mendengar dari balik tabir tentang
berita itu. Tetapi dia juga belum merasa puas terhadap dunia yang diberikan
Allah Swt kepadanya. Maksudnya pada tingkat thalibiin ini, si Thalib penuh
dengan ujian-ujian, si Thalib penuh dengan cobaa-cobaan, penuh
tentangan-tentangan, godaan-godaan yang mengiurkan dirinya, telah datang dari
anak dan isterinya, dan juga datang dari keluarganya dan dari lingkungannya.
Untuk
menghadapi musuh-musuh diatas, agar Rohani kita tidak tergesir dari alam
rohaniyah, dan rohani kita tidak memasuki alam agyar ataupun alam akwan yang penuh pesona ketika melakukan
amaliyah tarekat, kita harus melakukan Rabithah
.................... yang kuat dengan Guru Mursyid kita. Disnilah
baru terasa begitu pentingnya rabithah
ikatan hati atau ikatan jiwa dengan sang Guru Mursyid, hingga semua gangguan
hati si Thalib lenyap begitu saja,apa lagi kalau dia merasa Gurunya yang ada. Dia
merasa Gurunyalah yang Berdzikir, dia merasa Gurunyalah yang beramal. Berarti
si Thalib fana pada Gurunya (Fana fii Syekh).
Masalah
Rabithah atau Murabithah seorang Murid atau Salik Pengamal Thariqat al
Junaidiyah dengan Guru Mursyidnya, yang akan Penyusun Risalah Bahjatul ‘Abiid jelaskan
di Bab mendatang pada Buku Risalah Umdatul Hasanah lil Jama;ah Thariqat al
Junaidiyah sebagai Benteng Pertahanan Thariqat al Junaidiyah buku yang kedua.
3. As
Saa’irin
"
الرسالة بهجة العبيد للجماعة الطريقة
الجنيدية " مألف نائب الحاج حسن
البصرى
|
Ditingkat As Saa’irin ini, Pengamal Thariqat al
Junaidiyah, mereka sudah mengerti tentang kehidupan Para Sufi, dan mereka sudah
menyaksikan bahwa hidup Para Sufi telah bebas dari nempelnya dunia dan akhirat,
maksudnya mereka bebes dari keterikatan dunia dan keterikatan akhirat.
Mereka mengerjakan amaliyah di
dunia tidak mengharapkan pahala, dan diakhirat tidak mengharapkan sorga, tetapi
mereka mengerjakan amaliyah untuk taqarrub,.................. untuk mendapatkan ridla.............. , untuk
mendapatkan mahabbah...................kecintaan Allah semata. Hal ini sesuai dengan do’a mereka yang berbunyi :
إلهى أنت مقصودى ورضاك مطلوبي أعطني محبتك ومعرفتك
Artinya : “Wahai Allah Tuhanku, Engkaulah yang aku
maksud. Dan keredlaan Engkaulah yang aku cari dan juga kecintaan Engkaulah yang
aku rindukan.”
Pada tingkat ini hati PTJ
sudah bercahaya-cahaya, hati sudah bersih dari hasil-hasil Riyadlah yang sudah dilaluinya. Mereka sudah bisa
musyahadah ................... dan
muraqabah ...................... dapat menangkap getaran-getaran dari Asma asma
Allah yang terbungkus dalam wujud Kainat atau Akwan.
Mereka sudah mulai betah
tinggal bersama Ahli Sufi dalam barisan Thariqat Sufi. Disini mereka dapat
melihat rohaniyah Rasul setiap saat bila qadar syuhud mereka kuat.
Dalam kitab Haiqadzul Himam dijelaskan tentang seorang
Murid yang samapai pada darajat Sa’iriin ini, mereka selalu bershalawat
terhadap Rasulullah Saw :
وقسم يصلون على روحه
النورانية وهم أهل الشهود من السائرين فهم يصلون على نوره الفائض من
الجبروت. فيشاهدونه فى غالب أوقلتهم على قدر حضورهم وشهودهم
Maksudnya : Golongan yang kedua,
mereka bershalawat atas Rasulullah Saw kepada rohnya yang Nuraniyah. Mereka itu
adalah ahli syuhud dari derajat Sa’iriin. mereka bershalawat atas Nurnya Nabi
yang berada di alam Jabarut (alam ketuhanan). Mereka menyaksikan rohaniyah
Rasul setiap saat atas ukuran atau kadar hadir hati mereka dalam syuhud mereka.
Penyusun Umdatul Hasanah
hanya berharap dan berdo’a semoga apa
yang dikatakan oleh Pengarang kitab Haiqadzul Himam ini dapat kita rasakan
bersama khususnya Pengamal Thariqat al
Junaidiyah (PTJ) yang sampai pada martabat ini.
SANAD
SILSILAH THARIQATUL QAUM AL JUNAIDIYAH AL BAGDADIYAH
(سلسلة طريقة القوم الجنيدية البغدادية)
1.
|
NAIB H.HASAN BASERI BIN H.MUHAMMAD BARSIH BIN BADERI
|
|
2.
|
KH. JUMBERI BIN H. MA’SHUM BIN H. ABU BAKAR (1361-1427H) 1942 – 2007M
|
|
|
3.
|
KHALIFAH KH.MUHAMMAD QURTHUBI BIN KHALID KALIMANTAN(1338-1423H) 1918-2002M
|
|
4.
|
SYEKH KH. KASYFUL ANWAR FIRDAUS BIN MUHAMMAD SHALIH(1307-1394H)1889-1974M
|
|
5.
|
SYEKH SAYYID UMAR BA JUNAIDI ALHADRAMI ( W.1354H) 936M
|
|
|
6.
|
SYEKH IMAM ABDULLAH BA
ALAWI
|
|
|
|
|
7.
|
SYEKH IMAM ALWI
|
|
|
|
|
8.
|
SYEKH IMAM ABDURRAHMAN AS SAQAF (W.1124H) 1712M
|
|
|
9.
|
SYEKH IMAM ABDURRAHIM
AL'ALAWI ( W.1088H)
|
|
|
|
10.
|
SYEKH IMAM BA JUNAIDI (W.1032H)1623M
|
|
|
11.
|
-SYEKH IMAM ALWI AL RIDLA (W.1002H/1594M)
|
|
-IMAM ABDUL WAHAB AS SYA’RANI (898-973H)
|
12.
|
-SYEKH MUHAMMAD AZ ZAHIDI AL WAKHSHI W.936H/1530M
|
-SYEKH ‘ALI MURSHAFA
|
|
13.
|
SYEKH MUHAMMAD AS SURAWI (W.932H)
|
|
|
14.
|
SAYYID MUHAMMAD IBN MADYAN AL ASMUNI
|
|
15.
|
SYEKH MADYAN AL ASMUNI (W.862H)
|
|
16.
|
IMAM AHMAD BIN SULAIMAN AL ZAHIDI (W.1417M/820H)
|
|
17.
|
SYEKH HASAN AL TUSTARI (W.1395M/797H)
|
|
18.
|
SYEKH YUSUF AL 'AJAMI ALKAURANI (W.366M/767H)
|
|
BAI’AT ROHANIYAH
|
19.
|
SYEKH MAHMUD AL ASHFIHANI
|
|
BAI’AT SIRRIYAH
|
20.
|
SYEKH NAJMUDIN AL ASHFIHANI
|
|
|
21.
|
SYEKH BADARUDDIN HASAN SYAMSYIRI
|
|
22.
|
SYEKH ABDUS SHAMAD AN NAHRANI
|
|
23.
|
SYEKH NAJIBUDDIN BURGHUSY SYIRAZI
|
|
24.
|
SYEKH SYIHABBUDDIN AS SYUHRAWARDI (W.632H)
|
|
25.
|
SYEKH ABU NAJIB AS
SYUHRAWARDI
|
|
26.
|
SYEKH QADLI WAJIHUDDIN
|
|
27.
|
SYEKH FARAJ AZ ZANJANI
|
28.
|
-SYEKH IMAM AL QUSYAYRI (L.986-1073 M)
|
|
-SYEKH ABU ABBAS NAHAWANDI
|
29.
|
-SYEKH ABU 'ALI AL DAQQAQ (W.1015M/405H)
|
|
-SYEKH IBNU KHAFIIF ASSYRAZI
|
30.
|
-SYEKH IMAM AN NASHRA 'ABADZI (W.979M/369H)
|
-SYEKH MUHAMMAD KHAFIIF ASSYRAZI(276-371H)
|
31.
|
-SYEKH IMAM AL SYIBLI (L. 861-946M/247-334H)
|
|
- SYEKH ABU MUHAMMAD RUWAYM IBN AHMAD (QADLI - RUWAYM W.303H)
|
|
|
32.
|
SYEKH IMAM AL JUNAID AL BAGDADI (W.910M/247H)
|
|
|
33.
|
SYEKH AL SIRRI AL SAQATHI (W.865M/253H)
|
|
|
|
34.
|
SYEKH IMAM MA'RUF AL KARKHI (W.815M/200H)
|
|
|
|
35.
|
SYEKH DAUD AT THA'I (W.781M/165H)
|
|
|
|
36.
|
SYEKH HABIB AL 'AJAMI
(W.743M/125H)
|
|
|
|
37.
|
SYEKH IMAM HASAN AL BASRI (L.21-110H)
|
|
|
|
38.
|
SAYYIDINA
'ALI BIN ABI THALIB (L.601-661M)
|
|
|
|
39.
|
SAYYIDINA
MUHAMMAD RASULULLAH SAW (L.569-632M)
|
|
|
|
40.
|
SAYYIDINA
JIBRIL ALAIHIS SALAM
|
|
|
|
41.
|
ALLAH
SUBHANAHU WATA'ALA AZZA WA JALLA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|