NABI NUH AS.
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒
Syits ⇒ Anusy ⇒
Qinan ⇒
Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒
Lamak ⇒
Nuh As.
Usia: 950 tahun.
Periode sejarah: 3993-3043 SM.
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits
dan
Kan’an).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43
kali.
Nuh ( Ibrani: נוֹחַ , Nūḥ
; Tiberias: נֹחַ; Arab: ﻧﻮﺡ ) (sekitar
3993-3043 SM) adalah seorang rasul yang diceritakan
dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Qur'an . Nuh diangkat
menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia
tinggal di wilayah Selatan Irak modern. Namanya
disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9
buku Alkitab Terjemahan Baru[4], dan 43 kali dalam Al-
Qur'an .
Menurut Al-Qur'an, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu
Kanʻān, Sem ,
Ham , dan Yafet. Namun Alkitab hanya
mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem , Ham , dan
Yafet . Kitab Kejadian mencatat, pada jamannya terjadi
air bah yang menutupi seluruh bumi; hanya ia
sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga
menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam
bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut.
Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali me-
repopulasi bumi.
Nuh menurut Islam
Kaligrafi bahasa Arab bertuliskan
Nuh.
Etimologi
Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal
dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syam yang artinya
“bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Hakim
berkata dinamakan Nuh karena seringnya dia
menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba
dari Yang Maha Pengampun).
Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh
adalah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah
kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang
dibangun didaerah Nahm. [5]
Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi
Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah)
yang banyak bersyukur”.
[6]
Genealogi
Dalam agama Islam, Nuh adalah nabi ketiga sesudah
Adam , dan Idris . Ia merupakan keturunan kesembilan
dari Adam . Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin
Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail
bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Antara
Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama
periode kurang lebih 1642 tahun.
Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri
bernama Wafilah , [7] sedangkan beberapa sumber
mengatakan istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau
Amzurah binti Barakil [8] dan memiliki empat orang
putra, yaitu Kanʻān,
Yafith, Syam dan Ham .
Biografi
Nuh adalah rasulallah yang pertama yang diutus ke
atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang
diutus sebelumnya hanyalah bertaraf nabi saja, bukan
sebagai rasul karena mereka tidak memiliki umat atau
kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani
Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam,
sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun
sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang
pertama yang diutus untuk umat manusia. Penduduk
yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib .
Dari Ibnu Abi Hatim: Abu Umamah mendengar seorang
berkata kepada Nabi “Wahai
Utusan Tuhan, apakah
Adam seorang nabi?”
Nabi Muhammad menjawab “Ya”.
Orang tersebut bertanya lagi: “Berapa Lama antaranya
dengan Nuh?”
maka Nabi Muhammad menjawab
“sepuluh
generasi”.
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus pada
kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya
adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia
mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan
kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd,
Suwa , Yaghuth, Ya’uq
dan Nasr adalah anak Nabi
Adam . Wadd adalah yang tertua dari mereka dan yang
paling saleh di antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa
menghidupkan Ham bin Nuh, dia bertanya kepadanya
kenapa rambutnya beruban, ia menjawab dia
meninggal di saat usia muda karena ketakutannya
ketika banjir. Ia berkata bahwa panjang kapal Nuh
adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan
mempunyai 3 lapisan.
Migrasi dari Suq Thamanim ke Babylonia
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di
pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatu
kota di daerah Ararat (Qarda) di suatu areal yang
termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut
Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut
dibangun oleh orang yang beriman yang berjumlah 80
orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama
Suq Thamanin.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh
membangun kota Suq Thamanin dan semua keturunan
Qayin dibinasakan. Menurut Al-Harith dari Ibnu Sad dari
Hisham bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih
dari Ibnu Abbas berkata ”ketika
Suq Thamanin menjadi
penuh dengan keturunan Nuh mereka berpindah ke
Babylon dan membangun kota tersebut”.
Abd al Ghafar menceritakan ketika kapal berlabuh di
bukit Judi pada hari Ashura.
Doa Nuh untuk Keturunannya
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga
putranya. Nuh mendoakan keturunan Sam menjadi
nabi-nabi dan rasul. Nuh mendoakan keturunan Yafith
untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan
Ham dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan
Yafith dan Sam.
Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar
keturunan Gomer dan Kush menjadi raja-raja, karena
mereka berdua ini melayani kakeknya disaat usianya
lanjut.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam
menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan
bangsa berkulit merah dan coklat, Sedangkan ham
menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil
berkulit putih.
Anak
Sebuah ilustrasi ketiga anak Nuh yaitu
Sam, Ham dan Yafith. Dilukis oleh James
Tissot 1904.
Kanʻān bin Nuh
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang
selamat dari bencana banjir, karena taat serta
mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun
seorang anaknya lagi yang tertua, yaitu Kan'an, tewas
tenggelam. Nuh merasa sedih karena anaknya tidak
mau mengikuti ajarannya. Sedangkan menurut Hasan
al-Bashri berpendapat bahwa Kan’an adalah anak tiri
Nuh yaitu anak dari isterinya yang durhaka.
Yafith bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Yafith bernama
Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin
Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya
Yafith menurunkan 7orang anak laki-laki dan 1 orang
anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan,
Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafith
adalah Shabokah.
Sam bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Sam bernama Shalib
binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin
Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad,
Asshur, Lud, Elam, dan Aram.
Ham bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Ham bernama Nahlab
binti Marib bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin
Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham
menurunkan 4 orang anak laki-laki, yaitu Kush, Put,
Kanaan dan Qibthy atau Misraim.
Menurut Ibnu Ishaq tidak diketahui apakah Aram
adalah satu ibu atau dari ibu yang berbeda dengan
anak Sam lainnya. Sam berdiam di Mekkah dan dari
keturunannya yaitu Arpaksyad menurunkan nabi dan
rasul. Kemudian dari nya menurunkan bangsa Arab dan
bangsa Mesir kuno. Keturunan Yafith menjadi raja
untuk wilayah non arab seperti Turki, Khazar dan
Persia yang raja terakhirnya adalah Yazdajird bin
Shahriyar bin Abrawiz yang masih merupakan
keturunan Gomer bin Yafith bin Nuh.
Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat
bumi yang daerah tersebut berada di Satidama (suatu
daerah bagian utara Irak atau dibagian Timur Anatolia),
di antara Yaman dan Syria. Tuhan memberikan mereka
kitab dan kenabian serta memberikan warna kulit yang
coklat dan putih.
Bangsa ʿĀd
berkembang di suatu lembah yang
dinamakan Al-Shihr (Bagian Selatan Arabia menghadap
lautan Hindia) dan dibinasakan disuatu lembah yang
dinamakan Lembah Mughith.
Kemudian Mahrah menetap di lembah Al-Shihr. Ubayl
berkembang di wilayah Yasthrib, Amalek berkembang
di Sana sebelum dinamakan Sana. Beberapa dari
keturunan Amalek kemudian pergi ke Yastrib dan
mengusir bangsa Ubayl, yang kemudian Jubayl
berkembang di wilayah Juhfah, tapi banjir
membinasakan mereka sehingga dinamakan wilayah
tersebut Al-Juhfah (tempat penyapuan).
Thamud berdiam di Hijr dan di sekitarnya dan
dibinasakan di sana. Tasm dan Judays berdiam di
Yamamah dan kemudian dibinasakan, ketika Umaym
memasuki wilayah Al Abar (Wabar, suatu tempat di
Yaman) dan dibinasakan di sana. Di sekitar Yamamah
dan Al Shihr tidak ada yang bepergian di sana karena
wilayahnya telah dikuasai Jin. Daerah tersebut dikenal
dengan Ubar karena berasal dari nama Abar bin
Umaym.
Keturunan Joktan bin Eber memasuki Yaman dan
kemudian menamainya Yaman yang berarti Selatan.
Beberapa kaum dari Kan'an memasuki Syria yang
namanya adalah Al-Sha’m
maka dari itu wilayah Syria
dahulu dikenal dengan nama Syam .
Diceritakan dari Damrah bin Rabiah dari Ibnu Ata dari
Ayahnya bahwa Ham menurunkan keturunan yang
berkulit hitam dan berambut keriting. Rambut mereka
tipis. Yafith menurunkan keturunan yang berwajah
datar dan bermata kecil atau sipit, sedangkan Sam
menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan
berambut indah.
Cucu
Keturunan Ham
Kush bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kush
bernama Qarnabil binti Batawil bin Tiras dan darinya
menurunkan Habsyah, Hind dan Sind .
Phut bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Phut
bernama Bakht binti Batawil. Put kemudian berdiam
bersama keturunan Kush yaitu Hind dan Sind di
wilayah India.
Kan`an bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri
Kan'an bernama Arsal binti Batawil bin Tiras dan
darinya menurunkan bangsa berkulit hitam atau negro,
Nubia, Fezzan, Zanj dan Zaghawah.
Mizraim bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan
keturunan Mizraim adalah bangsa Koptik dan Barbar.
Egyptus binti Ham: Anak Ham yang satu ini adalah
seorang wanita.
Keturunan Sam
Lud bin Sam: Ibnu Ishaq menyebutkan Lud kawin
dengan anak perempuan Yafith yaitu Shakbah dan
melahirkan baginya Faris, Jurjan, dan ras yang
mendiami wilayah Persia. Kemudian dari Lud lahir pula
Tasm dan Imliq tapi tidak diketahui apakah mereka stu
ibu atau tidak dengan Faris bin Lud. Imliq berdiam di
wilayah tanah suci.
Imliq kemudian menurunkan bangsa Amalek yang
kemudian menyebar di wilayah Uman, Hijaz, Syria dan
Mesir. Dari keturunan Lud ini melahirkan bangsa
bangsa perkasa di Syria yang disebut dengan bangsa
Kanaanit. Dari Lud juga menurunkan Firaun Mesir,
penduduk Bahrayn dan ‘Uman
yang kemudian dikenal
dengan bangs Jasim. Penghuni Madinah seperti Bani
Huff, Sa’d bin
Hizzan, Banu Matar dan Banu Al-Azraq,
Penduduk Najd yaitu Badil dan Rahil, Penduduk Tayma
adalah keturunan dari Lud bin Sham.
Bani Umaym bin Lud berdiam di Wabar yang
merupakan daerah gurun yang dikenal dengan gurun
Alij dan berkembang disana. Kemudian mereka berbuat
ingkar disana dan akhirnya Allah menghancurkan
mereka. Satu-satunya suku mereka yang tersisa dari
bencana tersebut adalah suku Nasnas.
Tasm bin Lud berdiam di Yamamah (kota kuno
Bahrayn). Dari keturunan Lud seperti Tasm, Amalek,
Umaym dan Jasim menggunakan dialek arab,
sedangkan dari keturunan Lud yang lain seperti Faris
menggunakan dialek Farsi.
Keturunan Lud bin Sham dan termasuk keturunan
Madhay bin Yafith kemudian pergi menuju Gomer dan
Gomer kemudian menjaga mereka dan membiarkan
mereka berkembang di wilayahnya. Dari bangsa
Madhay ini menurunkan bangsa Media yang salah satu
rajanya adalah Cyrus Agung.
Salah satu bangsa Barbar adalah keturunan dari
Thamila bin Marib bin Faran bin Amr bin imliq bin Lud
bin Sham. Bangsa yang pertama kali berbicara dengan
bahasa Arab adalah Imliq bin Lud setelah
kepindahannya dari Babylonia .
Aram bin Sam: Aram bin Shem menurunkan Uz,
Mash, Gether dan Hul. Kemudian Uz menurunkan
Gether, ʿĀd dan
Ubayl. Gether bin Aram menurunkan
Tsamud dan Judays . Mereka ini berbicara dengan
bahasa Arab Mudari. Mereka ini dikenal dengan Arab
Aribah atau Arab asli karena dari merekalah bahasa
Arab berasal. Dari keturunan Aram dan Lud ini
melahirkan bangsa Arab pertamaatau bangsa Arab
Aribah.
ʿĀd berdiam
di gurun disekitar jalan menuju Hadramaut
di Yaman. Tsamud memahat pegunungan untuk
dijadikan tempat tinggalnya yang berada antara Hijaz
dan Syria dan sejauh Wadi al-Qura. Judays mengikuti
Tasm dan berdiam di lingkungan Yamamah sampai
Bahrayn. Nama Yamamah pada saat itu adalah Jaww.
Sedangkan Jasim berdiam di Uman. Mash menurunkan
bangsa Nabatea yang silsilahnya adalah Nabit bin
Mash bin Aram.
Di Era kaum ʿĀd,
mereka dikenal dengan ʿĀd dari
Iram,
ketika kaum’Ad
dihancurkan maka kaum Tsamud
disebut Iram. Setelah Tsamud dihancurkan keturunan
Iram yang tersisa disebut dengan Arman atau
Aramean.
Arfaqsyad bin Sam: Arpkasyad menurunkan umat-
umat pilihan dan darinya kebanyakan nabi berasal. Ia
mempunyai anak yang bernama Qaynam yang tidak
diceritakan di dalam Taurat . Ia tidak diceritakan di
dalam taurat karena ia menyebut dirinya sebagai dewa
dan mempelajari sihir. Qaynamkemudian menurunkan
anak yang bernama Shelah, dan menurunkan Abir. Bagi
Abir menurunkan 2 anak, yaitu Peleg atau Qasim dan
Yoktan atau Qahthan yang menurunkan 2 anak, yaitu
Ya’rub dan
Yaqtan. Yoktan adalah penguasa pertama
atas negeri Yaman.
Arpaksyad juga mempunyai anak yang bernama
Nimrod yang mendiami sekitar wilayah Al-Hijr. Sham
lahir ketika Nuh berumur 500 tahun, kemudian
Arpaksyad lahir ketika Sham berumur 102 tahun.
Qaynam lahir ketika umur Arpaksyad 35 tahun, Shelah
lahir ketika Qaynam berumur 39 tahun, Eber lahir ketika
Shelah berumur 30 tahun.
Yoktan bin Eber bin Shaleh bin Arfaqsyad darinya
menurunkan bangsa Hind dan Sind terkemudian.
Silsilahnya kembali kepada Buqayin bin Yoktan. Dari
Yoktan melahirkan Ya’rub
menurunkan Yashjub
menurunkan Saba’.
Saba’ menurunkan Himyar, Kahlan,
‘Amr, Al-Ash’ar, Anmar, Murr, ‘Amilah. Amr bin Saba
menurunkan ‘Adi.
‘Adi menurunkan Lakhm dan
Judham.
Ghalem bin Sam: Dikisahkan bahwa keturunan dari
Ghalem ini adalah bangsa Persia.
Asshur bin Sam: Sedangkan dari Asshur
keturunannya adalah menjadi bangsa Assyria.
Keturunan Yafith
Meshech bin Yafith: Darinya menurunkan Ashban.
Menurut Blachere Ashban adalah koloni dari Ishafan
yang menetap di Syria , Mesir , Afrika Utara, dan
Spanyol .
Yavan bin Yafith: Darinya menurunkan Slavia dan
Burjan atau Bulgar. Bangsa Byzantium adalah
keturunan dari Lanta bin Javan.
Magogh bin Yafith: Dari Magogh inilah bangsa Ya’juj
dan Ma’juj yang
telah diramalkan akan datang pada
akhir zaman.
Khatubal bin Yafith
Ma'za bin Yafith
Tyrash bin Yafith
Bahtera Nuh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahtera Nuh
Gunung Ararat di negara Turki yang
diduga sebagai tempat berlabuhnya
Bahtera Nuh.
Menurut Al Qur'an , bahtera Nuh telah mendarat di
Bukit Judi dan banyak perbedaan pendapat mengenai
Bukit Judi tersebut, baik dari para ulama maupun
temuan arkeolog. Ada pendapat [siapa? ] yang
menunjukkan suatu gunung di wilayah Kurdi atau
tepatnya di bagian selatan Armenia , ada pendapat lain
dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut
terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur laut
pulau yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai
Jazirah Ibnu Umar (Tafsir al-Mishbah).
Di dalam Alkitab menyebutnya terdampar di Gunung
Ararat Turki. Para arkeolog Cornuke dan tim
mengatakan bahwa bahtera Nuh diduga telah
ditemukan di Iran . Lokasinya tidak sesuai seperti yang
dijelaskan dalam kitab Kejadian ; Bahtera ini telah
melakukan perjalanan dari timur mengarah ke
Mesopotamia . Cornuke dan tim berpikir bahwa Gunung
Ararat adalah kemungkinan besar sebagai sebuah
pengalihan saja. "Alkitab memberikan petunjuk di sini
tetapi ini bukanlah mengarah ke Turki, tetapi mengarah
langsung ke Iran ." [9]
Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat,
menunjukkan sebuah perahu yang sangat besar
diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang
500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki dan masih ada
tiga tingkat lagi di atasnya.
Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang liar
dan yang sudah dijinakkan
Tingkat kedua ditempatkan manusia
Tingkat ketiga burung-burung
Nuh menurut Kristen
Bahtera Nuh , karya Edward
Hicks , dibuat tahun 1846.
Sebuah peta T dan O yang
menggambarkan tentang
pembagian koloni masyarakat,
mengidentifikasikan tiga benua
sebagai populasi dari keturunan
Sem (Shem), Ham (Cham) dan Yafef
(Japeth).
Nuh adalah anak laki-laki Lamekh, yang dilahirkan pada
saat Lamekh berumur 182 tahun.[10] Ia dilahirkan 1.056
tahun setelah Adam. [11] Dari 10 generasi setelah
Adam, Nuh adalah orang ketiga yang memiliki umur
terpanjang, mencapai 950 tahun. [12] Namanya juga
tercatat dalam silsilah Yesus di Lukas 3: 36.
Nuh digambarkan sebagai orang yang benar di antara
orang-orang lain yang hidup di zamannya. Kejadian 6:8
mencatat, "Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata
Tuhan". Pada saat itu, manusia hidup bergelimang
dosa sehingga Allah memutuskan untuk menjatuhkan
hukuman dengan bersabda "Aku akan memusnahkan
mereka bersama-sama dengan bumi" [13]. Akan tetapi,
Allah tidak menghancurkan segala-galanya. Dia
memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah
bahtera besar untuk menyelamatkan sebagian makhluk
ciptaan-Nya.
Setelah bahtera itu selesai, Kitab Kejadian
menggambarkan bahwa air bah merendam bumi
selama 150 hari lamanya dan setelah itu air mulai
surut. Nuh menunggu hingga bumi benar-benar kering
sebelum membuka pintu bahtera. Nuh kemudian keluar
bersama keluarga dan semua binatang yang ada di
dalam bahtera tersebut.
Setelah Nuh diselamatkan, Allah mengadakan
perjanjian dengan Nuh dan memberkatinya [14] . Inilah
perjanjian yang pertama dikenal dan bersifat universal
karena meliputi seluruh umat manusia. Di kemudian
hari, Allah mengadakan perjanjian pula dengan
Abraham , tetapi perjanjian itu dianggap bersifat lebih
khusus.
Etimologi
Nama Nuh berasal dari Ibrani נֹחַ , נוֹחַ (Nōăḥ ), yang
berarti "hinggap", "menentramkan",
"berhenti", atau
"istirahat" ( 2 Raja-raja 2:15; Ratapan 5:5;
Ulangan 5:14 ).
Arti nama Nuh berdasarkan asal kata tersebut adalah
"sabat", "istirahat", dan
"penghiburan". [11]
Keluarga
Alkitab hanya mencatat Nuh memiliki tiga orang anak,
Sem , Ham dan Yafet yang dilahirkan setelah Nuh
berumur 500 tahun [15], sebelum air bah terjadi. Ketika
Sem berusia 100 tahun, dua tahun setelah air bah, ia
dikaruniai Arpakhsad[16] . Oleh karena itu Sem hanya
berusia 98 ketika banjir datang. Ham dikatakan sebagai
yang termuda [17].
Nama istri Nuh tidak disebut dalam Alkitab, menurut
Kitab Yobel (termasuk dalam kanon Gereja Ortodoks
Ethiopia ) namanya adalah Emzara.
Tradisi Yahudi menulis nama istri Nuh adalah Naama
(atau Naamah ), putri Lamekh dan saudara perempuan
Tubal-Kain .[18] Demikian pula Komentator Alkitab
Ibrani , Rashi , yang hidup pada abad ke-11 M, dalam
komentarinya mengenai Sefer Bereishis 4:22. [19]
Sebuah Midrash dari abad pertengahan , yang dikenal
sebagai "Kitab Yasar" (Book of Jasher 5:15), juga
menuliskan nama istri Nuh adalah Naamah, putri
Henokh . [20]
MAKAM NABI NUH as