Jumat, 22 September 2017

Nabi Hud as



Nabi HUD AS.
Nama: Hud bin Abdullah.
Garis Keturunan: Adam As. Syits Anusy
Qinan
Mihlail Yarid Idris As. Matusyalih
Lamak
Nuh As. Sam Iram (Aram) Aush (Uks)
Ad
al-Khulud Rabah Abdullah Hud As.
Usia: 130 tahun.
Periode sejarah: 2450-2320 SM.
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan
Oman).
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut
Yaman.
Sebutan kaumnya: Kaum Ad.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7
kali.

Nabi Hud
Untuk Surah, lihat Surah Hud .
Hud ( bahasa Arab: ﻫﻮﺩ , Aubir, Ubayr, Neber ) (sekitar
2450 -2320 SM) adalah seorang nabi yang diutus untuk
Kaum 'Ad yang tinggal di al-Ahqaf , Rubu' al-Khali-
Yaman . Hud dikenal dalam ajaran agama Islam , Yahudi
dan Kristen . Dalam kitab Perjanjian Lama sering
diperhubungkan dengan Eber meski riwayatnya tak
tertulis. Namanya disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-
Qur'an . Umat Muslim percaya bahwa Nabi Hud hidup
sekitar 150 tahun dan diutus menjadi rasul pada tahun
2400 SM. [1] Diriwayatkan bahwa ia wafat di Timur
Hadhramaut , Yaman.
Genealogi
Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus
bin Irim bin Syam bin Nuh. Ia menikahi seorang wanita
yang bernama Melka binti Madai bin Japeth (Yafas).
Biografi
Nabi Hud merupakan keturunan dari suku 'Aad (ﻋﺎﺩ ),
suku yang hidup di jazirah Arab, disuatu tempat
bernama Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut
antara Yaman dan Oman. Mereka adalah kaum
penyembah berhala bernama Shamud , Shada , dan al-
Haba . Mereka termasuk suku yang tertua sesudah
kaum Nuh. Mereka dikaruniai oleh Allah (ﺍﻟﻠﻪ ) tanah
yang subur, dengan sumber-sumber air yang
memudahkan mereka bercocok tanam.
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh (ﻧﻮﺡ), kaum Hud,
yaitu suku 'Aad tidak mengenal Allah sebagai
Tuhannya. Mereka membuat patung-patung yang
diberi nama Shamud dan Alhattar dan itu yang
disembah sebagai tuhan mereka yang menurut
kepercayaannya dapat memberi kebahagiaan, kebaikan
dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan,
kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi
Idris a.s. ( ﺇﺩﺭﻳﺲ) dan Nabi Nuh a.s. (ﻧﻮﺡ) sudah tidak
dijalankan lagi.
Dakwah
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik
perhatian kaumnya suku 'Aad kepada tanda-tanda
wujudnya Allah yang berupa alam sekitar mereka dan
bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka semua dan
mengaruniakan mereka dengan segala kenikmatan
hidup. Dia-lah yang seharusnya mereka sembah dan
bukan patung-patung yang mereka buat sendiri.
Diterangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh
Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke
jalan yang benar, beriman kepada Allah yang
menciptakan mereka serta menghidupkan dan
mematikan mereka, memberi rezeki atau mencabutnya
dari mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan
menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan
menuntun mereka ke jalan yang benar. Ia hanya
menjalankan perintah Allah dan memperingatkan
mereka bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan
mata mereka, mengingatkan perihal kaum Nabi Nuh
yang ditimpa azab Allah serta meminta mereka untuk
berhenti dari menyembah berhala.
Bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu
merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka dengar
ataupun duga. Mereka melihat bahwa ajaran yang
dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup
mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat
yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang
mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahwa
seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha
merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan
agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang
baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat
dimengerti dan diterima oleh akal fikiran mereka.
Pembalasan Allah atas kaum 'Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum 'Aad yang kafir dan
tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap.
Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda
ladang dan kebun mereka. Dalam keadaan demikian
Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa
kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari
Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi
kesempatan kepada mereka untuk sadar akan
kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman
kepada Allah dengan meninggalkan persembahan
mereka yang batil untuk kemudian bertaubat dan
memohon ampun kepada Allah agar segera hujan
turun kembali dan menghindari mereka dari bahaya
kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap
belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud
itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi
menghadap berhala-berhala mereka memohon
perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.
Tentangan mereka terhadap janji Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat
jawaban dengan datangnya pembalasan tahap kedua
yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan
mega hitam yang tebal diatas mereka yang
disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena
mengira bahwa hujan akan segera turun membasahi
ladang dan menyirami kebun mereka yang sedang
mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum 'Aad yang
sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan
nada mengejek: Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan
awan rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa
kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah
kujanjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan
kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu
dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang
diramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan hujan yang
turun dari awan yang tebal itu tetapi angin topan yang
dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang
mencemaskan yang telah merusakkan bangunan
rumah dari dasarnya, membawa berterbangan semua
perabotan dan harta benda serta melempar jauh
binatang-binatang ternak. Keadaan kaum 'Aad menjadi
panik, mereka berlari kesana-sini, hilir-mudik mencari
perlindungan.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman
telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang
menimpa kaumnya. Setelah keadaan cuaca kembali
tenang dan tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap
dari kaum 'Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan
tempatnya berhijrah ke Hadramaut , dimana ia tinggal
menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan
dimakamkan di sana. Hingga sekarang makamnya
yang terletak di atas sebuah bukit, di suatu tempat
lebih kurang 50 km dari kota Siwun selalu dikunjungi
para peziarah yang datang dari sekitar daerah itu,
terutama pada bulan Syaaban .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nabi Yahya As

NABI YAHYA Allah SWT berfirman: "Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: 'Ya Tuh...